Laman

Thursday, October 6, 2016

The Trip – Air Terjun Oenitas, Babia dan Pantai Banli



Ini adalah kelanjutan kisah perjalan kami mengexplore undercover places yang berada di sekitar Oinlasi. Benar, di sekitar Oinlasi, walaupun kenyataannya kami hampir saja masuk ke Kabupaten Malaka. Tempat yang kami kunjungi pada hari kedua ini lebih banyak memakan energy dan waktu. Perjalanan hari kedua ini lebih melelahkan.

Trip kami kali ini masih beranggotakan lima orang. Perkenalkan, para petarung, kita memiliki Yoga (IG: @yoga_sega) Chent (IG: @chent_tinny) Adhy (FB: Dhy Rmcf Gonzalez) Theo (FB: Theo Billy) dan tentunya saya sendiri, Gaudiano (IG: @gaudiano_cole) Perjalanan panjang kali ini masih ditemani seorang pemandu bernama Inyo. 
Adhy, Theo, Yoga, Chent, Gohan.


Dimulai dari rencana ke Babia, namun atas saran guide kami Inyo, kami singgah sebentar di air terjun Oenitas. Tidak jauh memang dari Oinlasi. Air terjun itu sendiri tidak terlalu besar, namun ia menyuguhkan kesegaran yang tidak ada duanya. Terjun di antara bebatuan besar yang membentuk aliran airnya, air terjun ini memiliki air yang sangat sejuk. Sangat menyegarkan dan sulit membuatmu pergi dari sana walau hanya sesaat.
Air Terjun Oenitas
Air Terjun Oenitas

Air Terjun Oenitas
Air Terjun Oenitas
Melanjutkan perjalanan berbatu, berkelok, dan menanjak, kami menuju ke Babia, sebuah hamparan perbukitan yang ternyata juga tidak mau kalah indah bila dibandingkan dengan Fatu Ulan. Kami berfoto dan bermain dengan kabut yang bertebangan melalui tempat kami bermain. Hamparan perbukitan yang didominasi oleh hijaunya dedaunan benar-benar memanjakan mata. Udaranya bersih, sejuk di paru-paru. Benar-benar tempat yang sangat nyaman apalagi buat kalian yang masih susah move on dari mantan, ini tempat yang cocok sebagai pelarian.
Bukit Babia

Bukit Babia
Bukit Babia
Bukit Babia
Bukit Babia 
Sekitar satu jam di Babia, kami menempuh perjalanan lagi. Kini tujuannya adalah pantai selatan. Belum tahu tepatnya nama pantai itu, tapi antusiasme kami sudah membara karena garis pantai yang putih dan bersih sudah memberikan bayangan akan keindahan pantai selatan.

Melewati jalanan curam bebatuan, harus pelan dan extra hati-hati. Panas matahari terasa sangat membakar ketika kami memasuki daerah pantai. Dari ketinggian bukit, garis pantai putih panjang membentang membatasi daratan dan lautan. Dari atas bukit di jalur selatan Pulau Timor, dahaga dan lapar kami terpuaskan oleh pemandangan lukisan Ilahi.
Jalan Rusak dan Berbatu
Jalan Rusak dan Berbatu




















 
Jalan Setapak
Pantai Selatan Tampak dari Atas Bukit
Pantai Selatan Tampak dari Atas Bukit
Beberapa saat kemudian, setelah perjalan yang membuat pantat pegal-pegal, akhirnya tiba juga di salah satu pantai selatan. Pantai itu bernama Pantai Banli. Pantai putih dengan angin bertiup begitu kencang bersekutu dengan ombak menghantam daratan begitu keras dan berusaha naik lebih jauh ke daratan. Di sana juga banyak penduduk lokal yang bekerja sebagai nelayan sedang beraktivitas di bawah pohon sepanjang pantai. Para ibu dan anak-anak yang tidak melaut bekerja mengumpulkan batu-batu di sepanjang pantai untuk dijual. Masyarakat di Pantai Banli juga cukup banyak. Mereka menyambut kami dan mempersilahkan kami untuk melihat-lihat pantai itu. Anak-anak kecil yang melihat kedatangan kami serta-merta bermain bersama ombak yang menderu-deru dengan kerasnya. 
Pantai Banli
Pantai Banli
Pantai Banli
Pantai Banli
Pantai Banli
Pantai Banli
Pantai Banli

Pantai Banli
Pantai Banli

Setelah puas, kami bertolak pulang menuju Oinlasi. Kembali perjalanan panjang kami tempuh. Ketika kembali melewati Babia, tempat ini sudah sepenuhnya ditutupi oleh kabut. Jarak pandang yang sangat pendek memaksa kami sedikit perlahan dalam berkendara, ditambah lagi medan yang tidak mudah untuk ditempuh.
Kabut di Babia
Kabut di Babia

Pendek cerita, trip kami akhirnya selesai. Tepat pukul 17.30 kami tiba dengan selamat. Tiba dengan lelah. Tiba dengan kepuasan batin pula. Begitulah cerita explore undercover places di sekitar Oinlasi. Buat kalian yang tertarik, ini peringatan buat kalian, jangan sekali-kali meninggalkan sampah di tempat kalian berkunjung. Jangan pula mengambil apapun dari tempat kunjungan kalian. Jangan tinggalkan apapun selain jejak, jangan ambil apapun selain foto. Biarkan tempat itu tetap apa adanya seperti sedia kala. Kelestarian alam yang kita temui mesti dijaga, hingga generasi berikutnya mampu merasakan surga-surga yang ada di dunia ini.

 
Gereja St. Paulus Oinlasi pada Siang Hari

Gereja St. Paulus Oinlasi pada Malam Hari

 
Happy Trip!!

3 comments: