Laman

Wednesday, February 19, 2020

Erbaun, Behind The Scene

Hey hey hey! Apa kabar Wankawanka pembaca yang Budiman, Sudirman dan Surahman? Semoga kalian dalam keadaan sehat walafiat lahir dalam keadaan yang terberkati. Sebulan lalu, seperti yang Petualang Labil janjikan, kita akan kembali ke Timor, sedikit mengambil rehat dari rentetan cerita Petualang Labil saat berada di Flores.


Wankawanka mungkin ada yang tidak asing dengan kalimat “Kaki kalau kena gantung itu sakit, apalagi hati,” dari sebuah video yang viral pada Januari 2019 lalu. Yap! Perbuatan tidak menyenangkan bagi mereka yang menunggu cinta untuk disambut tersebut dibuat oleh Petualang Labil bersama Venti dan Vester di Pantai Erbaun.


Waktu itu Labilers berencana untuk pergi ke Pantai Oesain di Baun. Jadi Labilers berangkat dari Kupang sekitar pukul 11.00 wita. Perjalanan yang ditempuh tidak mencapai satu jam. Jalanan saat itu masih lumayan berbatu. Medan yang agak jauh dan sulit itu tidak terbayarkan karena pintu masuk (yang pernah digunakan Petualang Labil) ditutup oleh masyarakat sekitar menggunakan bambu.

“Coba putar dari sebelah sana, mungkin pintu masuk yang lain ada,”

Labilers memutar balik dan mencari pintu masuk yang lain. Sayang sekali pintu masuk yang dimaksud tidak ditemukan. Karena tidak ditemukan, Labilers berinisiatif mencari pantai lain yang dekat dengan kawasan Oesain. Labilers mencoba bertanya ke warga sekitar.

“Lurus saja terus, nanti ada kali, lalu ada  gapura selamat datang, sedikit lagi ke sana ada jalan masuk di kanan, itu ada Pantai Erbaun di sana,”

Sesuai petunjuk, Labilers langsung melaju. Benar, seperti penjelasan bapak dua anak yang dia tinggalkan di rumah bersama istrinya karena ia harus pergi kerja tersebut. Labilers tiba di Pantai Erbaun, pantai yang digunakan oleh warga untuk memarkir sampan dan menyimpan peralatan melaut mereka.


Karena sudah sampai Vester dan Venti langsung bergerak mengambil gambar. Venti begitu lincah dan professional bergaya seperti model Majalah Bekas sedang Vester pun tampak professional seperti fotografer yang sudah melanglang buana dengan jam melayang yang tinggi.


Pantai Erbaun dapat dipastikan berdampingan dengan Pantai Oesain. Karakteristik Pulau Timor yang disusun di atas batu karang juga nampak di pantai ini. Bebatuan karang raksasa berbaris memanjang ke barisan kiri pantai, sedangkan pasir putih dengan kerikil halus berada di sebelah kanan pantai berjejer bersama beberapa sampan milik warga.


Saat Vester dan Venti sudah selesai, giliran Petualang Labil yang mengeksplorasi Pantai Erbaun untuk mengambil gambar. Beberapa warga nampak berkerja menggulung pukat, sedang warga lainnya terlihat memancing dengan hanya bermodalkan senar dan, mungkin saja keberuntungan. Sepertinya agak sulit memancing di laut dengan ombak laut selatan yang ganas itu.



Sekembalinya Petualang Labil dari berfoto,

“Ketong mau buat video viral yang lucu. Lu pegang kamera, b naik motor, nanti Venti yang mau numpang. Pas Venti mau naik nanti dia tanya kenapa motor sonde ada pijakan, beta jawab supaya adek tau, kaki kalau dapat gantung tuhh sakit, apalagi hati,”

Wah? Boleh juga nihh ide. Okey, kamera stand by and, terjadilah demikian video “Kaki Kalau Kena Gantung Itu Sakit, Apalagi Hati.”

Judulnya panjang coeg.

Labilers qieq qieq qaeq qaeq melihat gambar yang sudah diambil.

“Pulang baru beta edit sedikit,”

Pukul 15.32 kami sudah bersiap pulang. Petualang Labil mengajak Labilers untuk singgah sebentar di Usapi untuk melihat sunset. Musim hujan sudah mulai reda tapi awan mendungnya masih mengintai bumi dari langit. Momen seperti ini adalah saat yang paling sedap untuk menyaksikan jingga matahari yang terbenam. Kami bergegas dan tiba di Usapi.

Pemandangan luar biasa ini cuman dinikmati oleh kami bertiga. Venti belum pernah ke Usapi jadi beliau tercengang melihat pemandangan yang ada.

“Kawaii,”

“Kimochi,”


Dan, begitulah akhir dari cerita Erbaun, Behind The Scene. Pantai Erbaun sepertinya belum mendapatkan banyak jamahan pengunjung, dan belum diperhatikan oleh pemerintah minimal aparat desa. Semoga pantai potensial ini dapat dikelolah menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar selain sebagai nelayan.  

Buat Wankawanka juga, kalau trip, entah ke Erbaun atau kemana saja, jangan buang sampah sembarangan, atau baiknya jangan menjadi penghasil sampah plastik. Gunakan tumblr biar bisa isi ulang air minum yang kita bawa daripada membeli air minum kemasan, nanti habis pakai botolnya pasti akan dibuang. Dan juga, jangan melakukan tindakan vandal. Pertahankan kelestarian alam kita.

Semoga kalian semua diberkati wahai para pembacaku. Sampai jumpa di cerita Petualang Labil selanjutnya. Ikan.