Laman

Sunday, August 27, 2017

Sunset Penghancur Galau



Hello Labilholic! Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa main medsos. Habis mandi ku tidur lagi, stalking mantan dengan pacar barunya. Sedih nian hidup mu, nak. Kalau masih sedih, baca tulisan ini segera. Sunset Penghancur Galau, bersama Petualang Labil, menyusuri tempat-tempat adventure yang bernilai internasional sekalipun beraroma lokal. Dijamin tidak akan sedih lagi, sekalian follow instagram @gaudiano_cole biar cuci mata.
Tarik nafas dalam-dalam. Konsentrasi. Anda akan saya bawa menuju satu tempat yang namanya sudah familiar di telinga anda. Pantai Tablolong. Sudah familiar, iya benar. Tapi tidak ada alasan yang bisa menepis keinginan Petualang Labil memposting sesuatu tentang Pantai Tablolong. Sekali lagi ingat, konsentrasi. Konsentrasi.

Labilers kali ini berlima. Pemain baru chuy. Ini yang pertama ada Frans yang tenang-tenang menahan lapar, terus ada Iyan (IG: @iyanwonga) yang kemana-mana selalu mengantuk, kemudian Ani (IG: @any_eno) yang ngomel kalau difoto kelihatan besar walaupun memang pada dasarnya besar, dan Andri (IG: atagoran_andri) yang ternyata menjadi fans Blog Petualang Labil. Fans bro, fans.


Pasir pantainya membentang panjang. Perjalanan yang memakan waktu satu jam dari Kota Kupang itu, dan di tengah jalan blunder karena salah masuk cabang tersebut, terbayarkan oleh pemandangan ciamik nan gurih yang digoreng dengan apik oleh tangan orang terpilih. Cahaya matahari siang menghangatkan kulit. Bukan sekedar hangat, malah kepanasan chuy.  Namanya juga pantai.


        Pantai Tablolong memiliki beberapa lopo yang disediakan buat labilholic  berteduh. Nyamannya berkali lipat chuy. Menikmati pantai, udaranya yang terus bertiup membelai setiap helai rambut, tapi kalau lu jomblo, Petualang Labil tidak akan membully. Kenapa? Karena kita sama nasib, jomblo. Nasib bang. Diketawain aja.


     Satu diantara beberapa alasan yang bisa menghilangkan galau kodokmu itu, selain pemandangannya, Pantai Tablolong punya sunset yang total chuy! Suasana menuju sunset agak terganggu sebab awan altocumulus yang sepertinya penuh muatan air menghalangi cahaya matahari yang sebentar lagi dipadamkan malam. Walaupun tidak buruk-buruk juga, karena ada pemandangan ciamik di balik awan bergerombol ini.



Tiba pada momen sunset, cahaya matahari yang tadinya sendu tiba-tiba bercahaya dengan kuat. Kekuatannya ia kerahkan untuk memancarkan cahaya. Tubuhnya menguning, dan uhh! Petualang Labil kasih gambarnya, lihat sendiri. Ciamik! Apik! Legend! 



Inilah jurus Sunset Penghancur Galau yang Petualang Labil rekomendasikan buat labilholic yang galau. Keindahan alam merupakan terapis handal untuk menghilangkan kegalauan hati. Yang penting, sejauh mana kamu berani keluar melawan keadaan hatimu. Woow! Masih ada nih, gambar kecenya. Gabung yook.

      Puncaknya, ketika matahari sudah tenggelam. Awan yang tadinya labilers perhitungkan menghambat tontonan ternyata menjadi klimaks dari kenikmatan bertubi-tubi dalam menikmati sunset ini. Matahari melemparkan cahayanya, sehingga awan-awan kecil yang berkumpul itu bercahaya. Ini adalah momen spesial yang diberikan Pantai Tablolong kepada labilers dalam trip edisi kali ini.




Nikmat Tuhan mana yang berani kamu dustakan? Sangat mudah menjaga alam yang sudah Tuhan ciptakan bagi kita. Kalau kamu suka trip dan mau berkunjung ke suatu tempat, ingatlah untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ada tempat sampah, buanglah pada tempatnya. Kalau tidak ada tempat sampah, simpan dulu di tas, kalau sudah sampai rumah baru dibuang di tempat sampah.

Berikutnya, tidak boleh vandal. Kalau kalian mau corat-coret tidak jelas, muka elu sendiri lebih tidak lagi dari coretan itu. Nanti sudah tidak alami. Tangan dan otak harus tertib yah. So, stay calm, stay unyu, salam lestari, salam Petualang Labil.