Laman

Wednesday, November 14, 2018

Tanjung Salib Maumere


Hallo, labilholic!! Wahh, lumayan lama juga Petualang Labil tidak menyapa kalian melalui tulisan-tulisan Petualang Labil yang tidak bermutu dan membuang-buang kuota internet kalian. Apa kabar semuanya? Kalau lagi sakit yah semoga tidak cepat mati. Kasihan, masih banyak tempat keren di Nusa Tenggara Timur ini yang mesti kalian datangi.

Sorry banget nih buat kalian semua karena belakangan ini Petualang Labil sangat disibukkan dengan hal-hal yang benar-benar tidak bermanfaat nan tidak berfaedah. Jadinya sekitar lima bulan ini Petualang Labil tidak menerbitkan ulasan perjalanan Petualang Labil. Untungnya nih choy, Petualang Labil kembali hadir.
“Sebenarnya lebih ke sial om.”
Untuk edisi bulan November ini, Petualang Labil akan memberikan ulasan tentang sebuah tanjung di Kabupaten Sikka yang katanya nih, sering digunakan orang-orang buat memadu kasih. Buat yang jomblo kalau tidak kuat mendingan pergi tidur sana dulu.
Januari 2018 Petualang Labil bertolak menuju Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Ada sedikit kegiatan, namun ini juga keberuntungan bagi Petualang Labil karena ini adalah moment pertama bagi Petualang Labil menginjakkan kaki di Kabupaten Sikka. Sangat surprise karena topografinya keren. Dari yang Petualang Labil amati, Kabupaten Sikka terutama ibu kotanya Maumere adalah kota yang menjadi penyambung antara gunung dan bukit dengan lautan.
Tanpa membuang waktu, seorang Labiler yang sering menemani Petualang Labil, @tinny_bhoka sudah bekerja di Maumere, langsung membawa Petualang Labil untuk menjelajah salah satu ikon pariwisata di sana, yaitu Tanjung Kajuwulu atau yang juga dikenal sebagai Tanjung Salib. Si @tinny_bhoka ini hanya akan kelihatan keren kalau kalian, tidur.


Waktu itu lagi musim hujan, jadinya mendung tebal meliputi seluruh Kota Maumere. Petualang Labil sudah mulai was-was, bagaimana kalau hujan besar turun? Yahh, benar saja, hujan pun turun ketika Petualang Labil sedang menuju ke Tanjung Kajuwulu. Dua kali kami harus berteduh sebelum zat cair yang di dalamannya mengandung 99% kenangan itu membasahi kami.
“Untung tidak jalan-jalan di Jalan Kenangan.”
Hujan mulai reda, kami lalu kembali menapaki putaran roda motor hingga akhirnya tiba di Tanjung Kajuwulu. Tanaman pisang, pete dan padi hingga sapi-sapi menjadi pagar ayu di beberapa titik, yang tugasnya mengantarkan kami ke tujuan. Perbukitan sungguh mendominasi sekalipun aspal curah ini dibangun di pinggir pantai. Akhirnya, Petualang Labil tiba di Tanjung Kajuwulu.


Pemandangannya? Beuhh! Tentu saja luar biasa. Tanjung Kajuwulu ini tempatnya agak unik, karena di sini perbukitan langsung berhadapan dengan laut. Pemandangan kerennya ada di puncak. Berbicara soal puncak, buat Labilholic yang ingin datang kemari tidak perlu membawa peralatan mendaki yang ribet. Cukup niat saja. Kenapa? Karena pada kulit tanjung ini sudah dibangun tangga buat mendaki. 

“Pendakian ke puncak kebahagiaan yah?”
Puncaknya adalah sebuah salib sekitar tiga meter tingginya yang dikulitkan menggunakan keramik putih, serasi dengan panggung dimana ia berdiri.
“Info, salib dan tangga itu dibangun oleh Kodim 1603/Sikka pada tahun 1999.” 

 Dari titik inilah kita bisa menikmati Tanjung Kajuwulu. Sepanjang mata memandang adalah laut yang tak berujung. Pemandangan sebelah kanan paling menyita perhatian Petualang Labil. Ada sebuah teluk dengan pantai pasir putih, epik dan keren. Background foto yang paling Petualang Labil suka dari Tanjung Kajuwulu ini.

Tapi kalau Labilholic berjalan naik ke atas lagi, maka pemandangannya bisa bertambah menakjubkan karena sudut pandang kita akan terbuka lebih luas lagi. Dan juga, puncak ini sering digunakan oleh masyakat Maumere untuk menancapkan bendera Merah Putih gaess. Seperti HUT RI ke 73 ini, masyarakat tumpah ruah di tempat ini untuk meramaikan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tersayang ini.


Petualang Labil merasa dahaga berpetualang akhirnya bisa terpenuhi juga. Selama ini hanya bisa stalk feed instagram orang, tapi kini bisa memijakkan kaki di tempat ini. Favorit banget! Sebagai bagian dari Nusa Tenggara Timur, Tanjung Kajuwulu tidak mengecewakan sama sekali. Semoga Tanjung Kajuwulu akan selalu terawat, dan selalu tampil alami. Buat para pembaca budiman, apabila terinspirasi mengunjungi tempat ini, ingat kalau kalian itu dilarang untuk membuang sampah sembarangan dan kalian tidak boleh melakukan tindakan vandalisme.
Akhir kata, saya selaku presiden Republik Labil beserta warga negaranya mengucapkan, Dirgahayu Republik Indonesia ke-73. Tak ada kata terlambat untuk selalu mengenang kemerdekaan Indonesia. Jaya Selalu Indonesia! Salam Petualang Labil, Salam Pesona Indonesia!
  #exotic_NTT #lombablog_exoticNTT #lombavlog_exoticNTT #destinasiwisata_NTT