Laman

Tuesday, December 19, 2017

Air Terjun Mauhalek



Ehemm.
Hallo penggemar, dimana saja kalian berada, berada dalam pelukan masalah yang selalu mendera. Wuhhuu! Apa kabar, Labilholic!? Tidak terasa cinta yang dulu berkembang itu sudah layu. Loh kok jadi curhat gini? Maksudnya, tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2017 ini. Apa yang kalian rasakan selama tahun 2017 ini? Ada yang jomblo sepanjang tahun ini? Ya ampun, cocok dibina di Panti Sosial tuh.
Labilholic, Petualang Labil kali ini menceritakan tentang perjalanan Labilers air terjun di Kabupaten Belu, yang tampaknya bukan seperti air terjun. Kok, bingung ya? Ya ampun, namanya juga Labil, iya kan? By the way, Petualang Labil (@gaudiano_cole) masih ditemani sohib keren, tapi perut masih kurang rapi, @rudiadu buat jalan-jalan ke air terjun ini. Kepoin instagram kita yah gaes. Ngarep.
Semoga Labilholic sudah akrab dengan yang namanya Air Terjun Mauhalek. Bagi yang belum tahu, Petualang Labil kasih ulasannya nih.

Setelah pulang dari Fulan Fehan, tempat kece yang udah Petualang Labil bahas sebelumnya, Labilers sempatkan waktu buat main ke Air Terjun Mauhalek. Nah, ini pertama kalinya Petualang Labil main, seperti di Fulan Fehan. Jadi, berkat @rudiadu, Petualang Labil sampai juga. Habis, cemburu juga lihat foto orang-orang di tempat lokal bernas internasional kaya gini.
Air terjun ini yang terletak di  Dusun Fatumuti, Desa Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu ini letaknya agak ke bawah dari tempat parkir kendaraan. Jadi, kita akan melewati anak tangga yang dibuat oleh masyarakat setempat. Nah, dari anak tangga, bunyi air terjun Mauhalek sudah menggaruk daun telinga Petualang Labil. Juga, kelihatan nih air terjun itu.
Sampai juga! Labilers langsung bergerak untuk mengambil beberapa gambar. Nah, Petualang Labil kasih beberapa ulasan nih. Ada referensi yang didapat oleh Petualang Labil mengatakan, bahwa mata air dari air terjun Mauhalek ini berasal dari Fulan Fehan.
“Jadi, mereka saling terhubung?”
Benar sekali! Fulan Fehan merupakan daerah yang menghasilkan mata air, yang mana air tersebut mengalir, hingga ke Mauhalek.
“Oh, gitu bang?”
Yang menjadi pertanyaan adalah, apabila Fulan Fehan merupakan sumber air terjun Mauhalek, lalu, darimanakah sumber mata air kebahagiaan, apabila sepanjang tahun 2017 ini anda menjadi jomblo dan hampir uzur? 



Simpan jawaban anda dalam hati, karena itu adalah derita anda. Harap jangan bertindak yang tidak-tidak, tapi bertindaklah iya-iya, karena Petualang Labil masih memiliki sedikit ulasan tentang Mauhalek.
Konon dahulu, air terjun Mauhalek ini tempat yang keramat dan angker. 


“Loh, kok bisa?”
Fakta bahwa Labilholic merupakan jomblo selama setahun ini, tentu saja jawaban di atas adalah, ya. Ceritanya, kalau masuk ke kawasan air terjun yang berada di tengah hutan ini, orang yang masuk haruslah menguyah jagung yang sudah digoreng, dan jagung tersebut sudah kita genggam sebelumnya. Kalau tidak, resikonya kita akan tersesat. Kita, kehilangan arah. Serem juga chuy. Kehilangan arah hidup.
Tapi syukurlah, masyarakat di sekitar air terjun sudah meminta para pastor untuk mengadakan perayaan misa kudus untuk menghilangkan keangkeran tadi. Sehingga, hingga saat ini, air terjun Mauhalek bisa dikunjungi oleh para pelancong sembari makan gorengan. Tapi tetap tidak boleh melakukan tindakan atau perbuatan tidak senonoh selama berada di Mauhalek, daripada nanti kita doakan kalian saat kalian tidak berada lagi di dunia ini.




 Jadi pelajaran juga buat kita. Agar tidak tersesat dalam kehidupan kita, dan kehilangan arah hidup, berdoalah, karena Tuhan semata yang bisa membawa kita kembali ke jalan kehidupan kita yang seharusnya. Jangan menghabiskan waktu dengan minuman keras, atau melampiaskan kepada dunia malam. Sudah tahu malam, gelap, banyak hantunya, masih aja main ke sana.
Yang setuju ketik amin.
Yang Petualang Labil kagumi dari tempat ini, selain bentuk air terjun yang unik, mungkin Petualang Labil tidak melihat dengan detail atau gimana, tapi Petualang Labil tidak menjumpai tumpukan sampah dan juga vandalisme. Nah, semoga saja Petualang Labil yang salah. Tapi, semoga saja tempat ini terus terjaga kebersihannya. Bersih dari sampah dan vandalisme. Ciptaan Tuhan sangat berkelas, dikasih kepada manusia, yang sepantasnya dijaga dengan baik dan sepenuh hati. Kalau rusak, kita juga nanti yang akan menyesal chuy.




Seperti mukamu itu. Kalau Tuhan sudah membuat dengan sempurna, jangan dirusak. Kan kalau rusak, elu juga yang nyesal kan? Makanya, banyak berdoa, biar jangan kehilangan arah hidup.
Nah, mungkin sekian dulu review tidak bermanfaat ala Petualang Labil tentang air terjun yang letaknya 30 kilometer dari Atambua, ibukota Kabupaten Belu tersebut. Ingat, jangan buang sampah sembarangan. Bisa kan, disimpan dulu sampah itu di dalam tas? Sebentar kalau sampai penginapan baru di buang di tempat sampah. Jangan vandal juga. Mau terkenal? Jadilah orang yang keren. Kalau belum bisa berpikir cerdas untuk menjadi terkenal, jadilah orang yang kreatif. Main vandal, yang ada nama kalian kena hujat karena merusak.
Nah, buat labilholic dimana pun kalian berada, Petualang Labil ucapakan Selamat Hari Raya Natal buat teman-teman yang kristiani, dan selamat Tahun Baru bagi kita semua. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Salam Petualang Labil.