Hallo,
labilholic!! Wahh, lumayan lama juga Petualang Labil tidak menyapa kalian
melalui tulisan-tulisan Petualang Labil yang tidak bermutu dan membuang-buang
kuota internet kalian. Apa kabar semuanya? Kalau lagi sakit yah semoga tidak
cepat mati. Kasihan, masih banyak tempat keren di Nusa Tenggara Timur ini yang
mesti kalian datangi.
Sorry
banget nih buat kalian semua karena belakangan ini Petualang Labil sangat
disibukkan dengan hal-hal yang benar-benar tidak bermanfaat nan tidak
berfaedah. Jadinya sekitar lima bulan ini Petualang Labil tidak menerbitkan
ulasan perjalanan Petualang Labil. Untungnya nih choy, Petualang Labil kembali
hadir.
“Sebenarnya
lebih ke sial om.”
Untuk
edisi bulan November ini, Petualang Labil akan memberikan ulasan tentang sebuah
tanjung di Kabupaten Sikka yang katanya nih, sering digunakan orang-orang buat
memadu kasih. Buat yang jomblo kalau tidak kuat mendingan pergi tidur sana
dulu.
Januari
2018 Petualang Labil bertolak menuju Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Ada
sedikit kegiatan, namun ini juga keberuntungan bagi Petualang Labil karena ini
adalah moment pertama bagi Petualang Labil menginjakkan kaki di Kabupaten
Sikka. Sangat surprise karena topografinya keren. Dari yang Petualang Labil
amati, Kabupaten Sikka terutama ibu kotanya Maumere adalah kota yang menjadi
penyambung antara gunung dan bukit dengan lautan.
Tanpa
membuang waktu, seorang Labiler yang sering menemani Petualang Labil,
@tinny_bhoka sudah bekerja di Maumere, langsung membawa Petualang Labil untuk
menjelajah salah satu ikon pariwisata di sana, yaitu Tanjung Kajuwulu atau yang
juga dikenal sebagai Tanjung Salib. Si @tinny_bhoka ini hanya akan kelihatan
keren kalau kalian, tidur.
Waktu
itu lagi musim hujan, jadinya mendung tebal meliputi seluruh Kota Maumere.
Petualang Labil sudah mulai was-was, bagaimana kalau hujan besar turun? Yahh,
benar saja, hujan pun turun ketika Petualang Labil sedang menuju ke Tanjung
Kajuwulu. Dua kali kami harus berteduh sebelum zat cair yang di dalamannya mengandung
99% kenangan itu membasahi kami.
“Untung
tidak jalan-jalan di Jalan Kenangan.”
Hujan mulai reda,
kami lalu kembali menapaki putaran roda motor hingga akhirnya tiba di Tanjung
Kajuwulu. Tanaman pisang, pete dan padi hingga sapi-sapi menjadi pagar ayu di
beberapa titik, yang tugasnya mengantarkan kami ke tujuan. Perbukitan sungguh
mendominasi sekalipun aspal curah ini dibangun di pinggir pantai. Akhirnya,
Petualang Labil tiba di Tanjung Kajuwulu.
Pemandangannya?
Beuhh! Tentu saja luar biasa. Tanjung Kajuwulu ini tempatnya agak unik, karena
di sini perbukitan langsung berhadapan dengan laut. Pemandangan kerennya ada di
puncak. Berbicara soal puncak, buat Labilholic yang ingin datang kemari tidak perlu
membawa peralatan mendaki yang ribet. Cukup niat saja. Kenapa? Karena pada
kulit tanjung ini sudah dibangun tangga buat mendaki.
“Pendakian
ke puncak kebahagiaan yah?”
Puncaknya
adalah sebuah salib sekitar tiga meter tingginya yang dikulitkan menggunakan
keramik putih, serasi dengan panggung dimana ia berdiri.
Dari
titik inilah kita bisa menikmati Tanjung Kajuwulu. Sepanjang mata memandang
adalah laut yang tak berujung. Pemandangan sebelah kanan paling menyita
perhatian Petualang Labil. Ada sebuah teluk dengan pantai pasir putih, epik dan
keren. Background foto yang paling Petualang Labil suka dari Tanjung Kajuwulu
ini.
Tapi
kalau Labilholic berjalan naik ke atas lagi, maka pemandangannya bisa bertambah
menakjubkan karena sudut pandang kita akan terbuka lebih luas lagi. Dan juga,
puncak ini sering digunakan oleh masyakat Maumere untuk menancapkan bendera
Merah Putih gaess. Seperti HUT RI ke 73 ini, masyarakat tumpah ruah di tempat
ini untuk meramaikan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tersayang ini.
Petualang
Labil merasa dahaga berpetualang akhirnya bisa terpenuhi juga. Selama ini hanya
bisa stalk feed instagram orang, tapi kini bisa memijakkan kaki di tempat ini.
Favorit banget! Sebagai bagian dari Nusa Tenggara Timur, Tanjung Kajuwulu tidak
mengecewakan sama sekali. Semoga Tanjung Kajuwulu akan selalu terawat, dan
selalu tampil alami. Buat para pembaca budiman, apabila terinspirasi
mengunjungi tempat ini, ingat kalau kalian itu dilarang untuk membuang sampah
sembarangan dan kalian tidak boleh melakukan tindakan vandalisme.
Akhir
kata, saya selaku presiden Republik Labil beserta warga negaranya mengucapkan,
Dirgahayu Republik Indonesia ke-73. Tak ada kata terlambat untuk selalu
mengenang kemerdekaan Indonesia. Jaya Selalu Indonesia! Salam Petualang Labil,
Salam Pesona Indonesia!
#exotic_NTT #lombablog_exoticNTT #lombavlog_exoticNTT #destinasiwisata_NTT