Hello
Labilholic! Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa main medsos. Habis mandi ku
tidur lagi, stalking mantan dengan pacar barunya. Sedih nian hidup mu, nak.
Kalau masih sedih, baca tulisan ini segera. Sunset Penghancur Galau, bersama
Petualang Labil, menyusuri tempat-tempat adventure yang bernilai internasional
sekalipun beraroma lokal. Dijamin tidak akan sedih lagi, sekalian follow
instagram @gaudiano_cole biar cuci mata.
Tarik
nafas dalam-dalam. Konsentrasi. Anda akan saya bawa menuju satu tempat yang
namanya sudah familiar di telinga anda. Pantai Tablolong. Sudah familiar, iya
benar. Tapi tidak ada alasan yang bisa menepis keinginan Petualang Labil
memposting sesuatu tentang Pantai Tablolong. Sekali lagi ingat, konsentrasi.
Konsentrasi.
Labilers
kali ini berlima. Pemain baru chuy. Ini yang pertama ada Frans yang
tenang-tenang menahan lapar, terus ada Iyan (IG: @iyanwonga) yang kemana-mana
selalu mengantuk, kemudian Ani (IG: @any_eno) yang ngomel kalau difoto
kelihatan besar walaupun memang pada dasarnya besar, dan Andri (IG:
atagoran_andri) yang ternyata menjadi fans Blog Petualang Labil. Fans bro,
fans.
Pasir
pantainya membentang panjang. Perjalanan yang memakan waktu satu jam dari Kota
Kupang itu, dan di tengah jalan blunder karena salah masuk cabang tersebut,
terbayarkan oleh pemandangan ciamik nan gurih yang digoreng dengan apik oleh
tangan orang terpilih. Cahaya matahari siang menghangatkan kulit. Bukan sekedar
hangat, malah kepanasan chuy. Namanya
juga pantai.
Pantai Tablolong
memiliki beberapa lopo yang disediakan buat labilholic berteduh. Nyamannya berkali lipat chuy.
Menikmati pantai, udaranya yang terus bertiup membelai setiap helai rambut,
tapi kalau lu jomblo, Petualang Labil tidak akan membully. Kenapa? Karena kita
sama nasib, jomblo. Nasib bang. Diketawain aja.
Satu diantara beberapa
alasan yang bisa menghilangkan galau kodokmu itu, selain pemandangannya, Pantai
Tablolong punya sunset yang total chuy! Suasana menuju sunset agak terganggu
sebab awan altocumulus yang sepertinya penuh muatan air menghalangi cahaya
matahari yang sebentar lagi dipadamkan malam. Walaupun tidak buruk-buruk juga,
karena ada pemandangan ciamik di balik awan bergerombol ini.
Tiba
pada momen sunset, cahaya matahari yang tadinya sendu tiba-tiba bercahaya
dengan kuat. Kekuatannya ia kerahkan untuk memancarkan cahaya. Tubuhnya
menguning, dan uhh! Petualang Labil kasih gambarnya, lihat sendiri. Ciamik!
Apik! Legend!
Inilah
jurus Sunset Penghancur Galau yang Petualang Labil rekomendasikan buat
labilholic yang galau. Keindahan alam merupakan terapis handal untuk
menghilangkan kegalauan hati. Yang penting, sejauh mana kamu berani keluar
melawan keadaan hatimu. Woow! Masih ada nih, gambar kecenya. Gabung yook.
Puncaknya, ketika matahari sudah tenggelam. Awan
yang tadinya labilers perhitungkan menghambat tontonan ternyata menjadi klimaks
dari kenikmatan bertubi-tubi dalam menikmati sunset ini. Matahari melemparkan
cahayanya, sehingga awan-awan kecil yang berkumpul itu bercahaya. Ini adalah
momen spesial yang diberikan Pantai Tablolong kepada labilers dalam trip edisi
kali ini.
Nikmat
Tuhan mana yang berani kamu dustakan? Sangat mudah menjaga alam yang sudah
Tuhan ciptakan bagi kita. Kalau kamu suka trip dan mau berkunjung ke suatu
tempat, ingatlah untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ada tempat sampah,
buanglah pada tempatnya. Kalau tidak ada tempat sampah, simpan dulu di tas,
kalau sudah sampai rumah baru dibuang di tempat sampah.
Berikutnya,
tidak boleh vandal. Kalau kalian mau corat-coret tidak jelas, muka elu sendiri
lebih tidak lagi dari coretan itu. Nanti sudah tidak alami. Tangan dan otak
harus tertib yah. So, stay calm, stay unyu, salam lestari, salam Petualang
Labil.