Ehemm.
Hallo
penggemar, dimana saja kalian berada, berada dalam pelukan masalah yang selalu
mendera. Wuhhuu! Apa kabar, Labilholic!? Tidak terasa cinta yang dulu
berkembang itu sudah layu. Loh kok jadi curhat gini? Maksudnya, tidak terasa
kita sudah berada di penghujung tahun 2017 ini. Apa yang kalian rasakan selama
tahun 2017 ini? Ada yang jomblo sepanjang tahun ini? Ya ampun, cocok dibina di
Panti Sosial tuh.
Labilholic,
Petualang Labil kali ini menceritakan tentang perjalanan Labilers air terjun di
Kabupaten Belu, yang tampaknya bukan seperti air terjun. Kok, bingung ya? Ya
ampun, namanya juga Labil, iya kan? By the way, Petualang Labil
(@gaudiano_cole) masih ditemani sohib keren, tapi perut masih kurang rapi,
@rudiadu buat jalan-jalan ke air terjun ini. Kepoin instagram kita yah gaes.
Ngarep.
Semoga
Labilholic sudah akrab dengan yang namanya Air Terjun Mauhalek. Bagi yang belum
tahu, Petualang Labil kasih ulasannya nih.
Setelah
pulang dari Fulan Fehan, tempat kece yang udah Petualang Labil bahas
sebelumnya, Labilers sempatkan waktu buat main ke Air Terjun Mauhalek. Nah, ini
pertama kalinya Petualang Labil main, seperti di Fulan Fehan. Jadi, berkat
@rudiadu, Petualang Labil sampai juga. Habis, cemburu juga lihat foto orang-orang
di tempat lokal bernas internasional kaya gini.
Air
terjun ini yang terletak di Dusun
Fatumuti, Desa Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu ini letaknya agak ke
bawah dari tempat parkir kendaraan. Jadi, kita akan melewati anak tangga yang
dibuat oleh masyarakat setempat. Nah, dari anak tangga, bunyi air terjun
Mauhalek sudah menggaruk daun telinga Petualang Labil. Juga, kelihatan nih air
terjun itu.
Sampai
juga! Labilers langsung bergerak untuk mengambil beberapa gambar. Nah,
Petualang Labil kasih beberapa ulasan nih. Ada referensi yang didapat oleh
Petualang Labil mengatakan, bahwa mata air dari air terjun Mauhalek ini berasal
dari Fulan Fehan.
“Jadi,
mereka saling terhubung?”
Benar
sekali! Fulan Fehan merupakan daerah yang menghasilkan mata air, yang mana air
tersebut mengalir, hingga ke Mauhalek.
“Oh,
gitu bang?”
Yang
menjadi pertanyaan adalah, apabila Fulan Fehan merupakan sumber air terjun
Mauhalek, lalu, darimanakah sumber mata air kebahagiaan, apabila sepanjang
tahun 2017 ini anda menjadi jomblo dan hampir uzur?
Simpan
jawaban anda dalam hati, karena itu adalah derita anda. Harap jangan bertindak
yang tidak-tidak, tapi bertindaklah iya-iya, karena Petualang Labil masih
memiliki sedikit ulasan tentang Mauhalek.
Konon
dahulu, air terjun Mauhalek ini tempat yang keramat dan angker.
“Loh,
kok bisa?”
Fakta
bahwa Labilholic merupakan jomblo selama setahun ini, tentu saja jawaban di
atas adalah, ya. Ceritanya, kalau masuk ke kawasan air terjun yang berada di
tengah hutan ini, orang yang masuk haruslah menguyah jagung yang sudah
digoreng, dan jagung tersebut sudah kita genggam sebelumnya. Kalau tidak,
resikonya kita akan tersesat. Kita, kehilangan arah. Serem juga chuy.
Kehilangan arah hidup.
Tapi
syukurlah, masyarakat di sekitar air terjun sudah meminta para pastor untuk
mengadakan perayaan misa kudus untuk menghilangkan keangkeran tadi. Sehingga,
hingga saat ini, air terjun Mauhalek bisa dikunjungi oleh para pelancong
sembari makan gorengan. Tapi tetap tidak boleh melakukan tindakan atau
perbuatan tidak senonoh selama berada di Mauhalek, daripada nanti kita doakan
kalian saat kalian tidak berada lagi di dunia ini.
Jadi pelajaran juga buat kita. Agar tidak
tersesat dalam kehidupan kita, dan kehilangan arah hidup, berdoalah, karena Tuhan
semata yang bisa membawa kita kembali ke jalan kehidupan kita yang seharusnya. Jangan
menghabiskan waktu dengan minuman keras, atau melampiaskan kepada dunia malam.
Sudah tahu malam, gelap, banyak hantunya, masih aja main ke sana.
Yang
setuju ketik amin.
Yang
Petualang Labil kagumi dari tempat ini, selain bentuk air terjun yang unik,
mungkin Petualang Labil tidak melihat dengan detail atau gimana, tapi Petualang
Labil tidak menjumpai tumpukan sampah dan juga vandalisme. Nah, semoga saja
Petualang Labil yang salah. Tapi, semoga saja tempat ini terus terjaga
kebersihannya. Bersih dari sampah dan vandalisme. Ciptaan Tuhan sangat
berkelas, dikasih kepada manusia, yang sepantasnya dijaga dengan baik dan
sepenuh hati. Kalau rusak, kita juga nanti yang akan menyesal chuy.
Seperti
mukamu itu. Kalau Tuhan sudah membuat dengan sempurna, jangan dirusak. Kan
kalau rusak, elu juga yang nyesal kan? Makanya, banyak berdoa, biar jangan
kehilangan arah hidup.
Nah,
mungkin sekian dulu review tidak bermanfaat ala Petualang Labil tentang air
terjun yang letaknya 30 kilometer dari Atambua, ibukota Kabupaten Belu
tersebut. Ingat, jangan buang sampah sembarangan. Bisa kan, disimpan dulu
sampah itu di dalam tas? Sebentar kalau sampai penginapan baru di buang di
tempat sampah. Jangan vandal juga. Mau terkenal? Jadilah orang yang keren.
Kalau belum bisa berpikir cerdas untuk menjadi terkenal, jadilah orang yang
kreatif. Main vandal, yang ada nama kalian kena hujat karena merusak.
Nah, buat labilholic dimana pun kalian berada, Petualang Labil ucapakan Selamat Hari Raya Natal buat teman-teman yang kristiani, dan selamat Tahun Baru bagi kita semua. Sampai
jumpa di postingan selanjutnya. Salam Petualang Labil.