Cerita
kali ini, saya akan membahas mengenai perjalanan panjang yang saya bersama
teman-teman lakukan selama liburan lebaran kemarin. Perjalanan tidak mudah,
penuh dengan tantangan, sebab perjalanan ini kami bentangi dari gunung, turun
ke lembah hingga bermain di laut. Perjalanan panjang yang menguras begitu
banyak energy dan membuat tubuh menjadi pegal-pegal. Butuh pijatan? :D
Trip
kami kali ini beranggotakan lima orang. Perkenalkan, para petarung, kita
memiliki Yoga (IG: @yoga_sega) Chent (IG: @chent_tinny) Adhy (FB: Dhy Rmcf
Gonzalez) Theo (IG: @theo_billy) dan tentunya saya sendiri, Gaudiano (IG:
@gaudiano_cole) Perjalanan panjang kali ini ditemani seorang pemandu bernama
Inyo.
Alam
jelajah kali ini, kami berencana pergi ke tempat bermain para awan, anak-anak
dari langit. Tempat tersebut bernama Fatu Ulan dalam bahasa Timor, yang artinya
adalah Batu Hujan. Perjalanan kami mulai dari Kupang, tepat pukul 15.00 pada
hari senin. Tujuan kami adalah Oinlasi, ibu kota Kecamatan Amanatun Selatan.
Perjalanan ini melewati Soe, ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan memakan
waktu selama empat jam lamanya menggunakan kendaraan roda dua. Kira-kira pukul
19.00 kami akhirnya tiba di Oinlasi, dan langsung disambut oleh Romo Robby
Seran, Pr. Kami dipersilahkan menginap dan beristirahat di Pastoran Paroki
Santo Paulus Oinlasi dan memulai perjalanan ke Fatu Ulan besok paginya.
Sedikit
hambatan sebelum memulai perjalanan, karena cuaca yang tidak tetap, kami
diguyur hujan sekitar 30 menit. Kami sedikit bertahan, namun setelah hujan
berhenti, langit cerah mempersilahkan kami untuk memulai perjalanan.
Perjalanan
menguras tenaga, karena medan yang kami lalui sangatlah sulit. Tanah labil
dengan jalan berbatu, menuruni lembah dan mendaki gunung. Tapi masyarakat,
terutama anak-anak sangat antusias menyambut kami di sepanjang perjalanan
menuju Fatu Ulan. Perjalanan memakan waktu sekitar satu setengah jam, hingga
akhirnya kami beristirahat di bawah kaki Fatu Ulan. Tempat yang sangat menarik,
memanjakan mata dengan angin keras bertiup, dan awan yang rendah menyentuh
tanah. Tempat yang akan membuatmu manja dengan kenyamanan alamnya.
Berikut,
kami lalu melanjutkan perjalanan ke Fatu Ulan. Berjarak sekitar dua kilometer,
tibalah kami di Fatu Ulan. Sebuah puncak bukit yang menghadap langsung ke laut
selatan. Lukisan hijau perbukitan menyambut dan bersama lautan mengucapkan
“Selamat Datang.” Pemandangan alam yang sangat indah, awan sesekali berjalan
melewati kami, langit begitu dekat dan sinar matahari memandikan kehangatannya.
Sementara pantai melambai dari jauh meminta kami datang kepadanya. Pemandangan
yang sangat sempurna.
Sebenarnya
kami cukup beruntung karena cuaca cerah, sebab terkadang tempat tersebut
ditutupi kabut dan kita tidak bisa menikmati bentangan indah Fatu Ulan. Mungkin
timing kami tepat karena kami ke sana pada pagi hari. Apabila sudah lewat siang
hari tempat itu akan dikepungi kabut. Hingga akhirnya kami bermain dengan puas,
kami harus kembali lagi ke penginapan. Sebelumnya kami masih singgah sebentar di
sebuah telaga, saya tidak tahu namanya. Tapi tempat unik karena di sana ada
sebuah bukit dengan tangga alamnya. Masyarakat setempat memelihara sapi di
sekitar telaga tersebut. Tepat jam satu, kami sudah kembali ke penginapan.
Pemandangan alam yang begitu indah dengan sensasi anginnya yang keras sulit
hilang dari kepala kami berlima. Perjalanan sulit itu akhirnya mengenyangkan
kami dengan lukisan indah sang Ilahi.
|
|
Alam
yang terhampar di Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur sangat menakjubkan,
memanjakan setiap mata yang memandangnya. Udara yang bersih di Fatu Ulan yang
sangat bersih memberikan kesegaran di paru-paru. Kesempurnaan itu haruslah kita
jaga dengan baik. Mulailah dengan hal kecil untuk tidak membuang sampah sembarangan,
sebab kita tahu, sampah sangat merusak alam, hingga kerugiannya haruslah
manusia yang tanggung sendiri. Hindari tangan nakal untuk melakukan tindakan
vandal yang sangat meresahkan. Sebab alam sudah memberikan yang terbaik bagi
manusia maka hormatilah, dan jagalah alam.