Ini adalah kelanjutan kisah perjalan kami mengexplore undercover places yang berada di sekitar
Oinlasi. Benar, di sekitar Oinlasi, walaupun kenyataannya kami hampir saja
masuk ke Kabupaten Malaka. Tempat yang kami kunjungi pada hari kedua ini lebih
banyak memakan energy dan waktu. Perjalanan hari kedua ini lebih melelahkan.
Trip kami kali ini
masih beranggotakan lima orang. Perkenalkan, para petarung, kita memiliki Yoga
(IG: @yoga_sega) Chent (IG: @chent_tinny) Adhy (FB: Dhy Rmcf Gonzalez) Theo
(FB: Theo Billy) dan tentunya saya sendiri, Gaudiano (IG: @gaudiano_cole)
Perjalanan panjang kali ini masih ditemani seorang pemandu bernama Inyo.
|
Adhy, Theo, Yoga, Chent, Gohan. |
Dimulai dari rencana ke Babia, namun atas saran guide kami Inyo, kami singgah sebentar di air terjun Oenitas. Tidak
jauh memang dari Oinlasi. Air terjun itu sendiri tidak terlalu besar, namun ia
menyuguhkan kesegaran yang tidak ada duanya. Terjun di antara bebatuan besar
yang membentuk aliran airnya, air terjun ini memiliki air yang sangat sejuk.
Sangat menyegarkan dan sulit membuatmu pergi dari sana walau hanya sesaat.
|
Air Terjun Oenitas |
|
Air Terjun Oenitas |
|
Air Terjun Oenitas |
|
Air Terjun Oenitas |
Melanjutkan perjalanan berbatu, berkelok, dan menanjak, kami menuju ke
Babia, sebuah hamparan perbukitan yang ternyata juga tidak mau kalah indah bila
dibandingkan dengan Fatu Ulan. Kami berfoto dan bermain dengan kabut yang
bertebangan melalui tempat kami bermain. Hamparan perbukitan yang didominasi
oleh hijaunya dedaunan benar-benar memanjakan mata. Udaranya bersih, sejuk di
paru-paru. Benar-benar tempat yang sangat nyaman apalagi buat kalian yang masih
susah move on dari mantan, ini tempat yang cocok sebagai pelarian.
|
Bukit Babia |
|
Bukit Babia |
|
Bukit Babia |
|
Bukit Babia |
|
Bukit Babia | |
Sekitar satu jam di Babia, kami menempuh perjalanan lagi. Kini
tujuannya adalah pantai selatan. Belum tahu tepatnya nama pantai itu, tapi
antusiasme kami sudah membara karena garis pantai yang putih dan bersih sudah memberikan
bayangan akan keindahan pantai selatan.
Melewati jalanan curam bebatuan, harus pelan dan extra hati-hati. Panas
matahari terasa sangat membakar ketika kami memasuki daerah pantai. Dari
ketinggian bukit, garis pantai putih panjang membentang membatasi daratan dan lautan.
Dari atas bukit di jalur selatan Pulau Timor, dahaga dan lapar kami terpuaskan
oleh pemandangan lukisan Ilahi.
|
Jalan Rusak dan Berbatu |
|
Jalan Rusak dan Berbatu |
|
Jalan Setapak |
|
Pantai Selatan Tampak dari Atas Bukit |
|
Pantai Selatan Tampak dari Atas Bukit |
Beberapa saat kemudian, setelah perjalan yang membuat pantat
pegal-pegal, akhirnya tiba juga di salah satu pantai selatan. Pantai itu
bernama Pantai Banli. Pantai putih dengan angin bertiup begitu kencang
bersekutu dengan ombak menghantam daratan begitu keras dan berusaha naik lebih
jauh ke daratan. Di sana juga banyak penduduk lokal yang bekerja sebagai
nelayan sedang beraktivitas di bawah pohon sepanjang pantai. Para ibu dan
anak-anak yang tidak melaut bekerja mengumpulkan batu-batu di sepanjang pantai
untuk dijual. Masyarakat di Pantai Banli juga cukup banyak. Mereka menyambut
kami dan mempersilahkan kami untuk melihat-lihat pantai itu. Anak-anak kecil
yang melihat kedatangan kami serta-merta bermain bersama ombak yang
menderu-deru dengan kerasnya.
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
|
Pantai Banli |
Setelah puas, kami bertolak pulang menuju Oinlasi. Kembali perjalanan
panjang kami tempuh. Ketika kembali melewati Babia, tempat ini sudah sepenuhnya
ditutupi oleh kabut. Jarak pandang yang sangat pendek memaksa kami sedikit
perlahan dalam berkendara, ditambah lagi medan yang tidak mudah untuk ditempuh.
|
Kabut di Babia |
|
Kabut di Babia |
Pendek cerita, trip kami akhirnya selesai. Tepat pukul 17.30 kami tiba
dengan selamat. Tiba dengan lelah. Tiba dengan kepuasan batin pula. Begitulah
cerita explore undercover places di
sekitar Oinlasi. Buat kalian yang tertarik, ini peringatan buat
kalian, jangan sekali-kali meninggalkan sampah di tempat kalian berkunjung.
Jangan pula mengambil apapun dari tempat kunjungan kalian. Jangan tinggalkan
apapun selain jejak, jangan ambil apapun selain foto. Biarkan tempat itu tetap
apa adanya seperti sedia kala. Kelestarian alam yang kita temui mesti dijaga,
hingga generasi berikutnya mampu merasakan surga-surga yang ada di dunia ini.
|
Gereja St. Paulus Oinlasi pada Siang Hari |
|
Gereja St. Paulus Oinlasi pada Malam Hari |
|
Happy Trip!! |