Musim
hujan. Mager laper baper, kelar dahh. Jadi sulit mau melakukan aktivitas ke
luar rumah. Bagaimana mau adventure kalau hujan? Tapi bagaimanapun, hujan
merupakan berkat yang diberikan Tuhan. Hujan merupakan salah satu dari seluruh
kesatuan alam ini yang tidak bisa dipisahkan bahkan dengan kekuatan apapun.
Maka dari itu, kita tetap bertekad buat adventure walaupun ini musim hujan.
Tenang saja, ada mantel, beres kan?
Sebelumnya,
perkenalkan dulu, Iwan, Erik, Rony (IG: @ony_wae) dan Torres (IG: @rudiadu). Adventure
yang Petualang Labil lakukan adalah menuju ke Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kabupaten ini merupakan surga spot-spot trip terbaik di Pulau Timor. Ada banyak
tempat yang punya reputasi tinggi di Timor Tengah Selatan yang pantas untuk
dikunjungi, dinikmati, dan disyukuri karena jelas, bukti cinta Tuhan berikan
kepada kita umat manusia. Nah, tempat yang kami kunjungi adalah Air Terjun
Hati.
Awalnya
kami pergi ke Ibukota Timor Tengah Selatan, Kota Soe dari pukul 07.30 pm
tanggal 10 Februari 2017. Dikalkulasikan dengan waktu istirahat di perjalanan,
pengisian bensin di SPBU Takari, singgah sebentar buat arisan jomblo, total kami
menghabiskan dua setengah jam perjalanan. Perjalanan malam menyenangkan, namun
agak sedikit berbahaya karena orang jahat bisa tiba-tiba muncul dan berbuat hal
yang tidak kita inginkan.
Hutan
camplong menjadi momok tersendiri kalau melakukan perjalanan malam. Hantu yang
bergentayangan bersama kenangan dengan si mantan mungkin akan membuat kita
ketakutan. Untungnya malam itu banyak kendaraan yang melakukan perjalanan jadi
kami terselamatkan dari semua hantu-hantu kenangan yang berterbangan dari satu
pohon ke pohon ingatan lainnya. Ha!
Sampai
di Soe, kami menginap di emperan toko? Ya enggak lah. Kami menginap di rumah
Kakak Perempuan Iwan yang kami sapa dengan sebuat Ma’ Ice. Ma’ Ice sangat baik
kepada kami. Diberikannya kepada kami teh hangat buat menghangatkan suhu tubuh
kami yang menerjang dinginnya malam, sekalipun tak sedingin tatapan Aishwarya
Rai. Setelahnya kami langsung beristirahat.
Besok
paginya Petualang Labil berangkat ke air terjun Oenitas. Kebetulan sudah dibahas
tentang Air Terjun Oenitas, jadi teman-teman silahkan pergi ke perempatan, lalu
belok kiri, melewati hutan kabut lalu belok ke kanan, jangan lupa singgah
sebentar ke warung Paman Jones. Lanjutkan perjalanan nanti ada rumah mantan
saya, nah di situ lempar saja rumahnya pakai batu. Sebentar kalau anjingnya
kejar, silahkan lari melewati kebun jagung
di sebelahnya. Kalau kalian berhasil, kalian akan mendapati artikel saya
yang berjudul The Trip-Air Terjun Oenitas, Babia dan Pantai Banli.
Silahkan dibaca artikelnya biar tahu tentang Air Terjun Oenitas.
Nih,
perjalanan yang saya sesuaikan dengan judulnya adalah ketika Petualang Labil
pergi ke salah satu spot yang diberi nama Air Terjun Hati. Kami berangkat pagi,
langsung menembus jantung hati kota Soe, bergerak sekitar beberapa kilometer ke
Kecamatan Molo Selatan hingga tiba di sebuah desa bernama Noelaku. Mungkin 20
menit perjalanan yang ditempuh akan dihabiskan hingga akhirnya tiba di Noelaku.
Tentu saja akses jalan yang belum memadai lagi-lagi menjadi kekurangan besar
yang belum disadari pemerintah. Ibarat kalau pacaran, cewek-cewek akan selalu
berkata, “Gak peka banget sih?” Diomelin, kelar hidup elu! Tapi sebagai
gantinya, pemandangan sabana terhampar begitu gurih, seperti karpet hijau yang
membentang. Jatuh cintanya dobel-dobel bro!
Tiba
di Noelaku, kami memarkir kendaraan kami dan berjalan kaki sekitar 49,3 meter
hingga mencapai aliran air dari Air Terjun Hati. Bagaimana Petualang Labil bisa
mengetahui jaraknya 49,3 meter? Tebak saja. Namanya juga labil.
Kalau
sudah sampai di sini, perhatikan langkah kaki kalian. Medan di sini memiliki
kemiringan yang lumayan terjal, dan jalanannya lumayan licin. Jadi kalau jalan
harus ekstra hati-hati, bila perlu kalian berpegangan pada batang pohon. Biar
selamat, jangan bercanda yang berlebihan yang mengancam keselamatan kalian.
Soalnya kalau sampai jatuh, yah jatuh. Dan perlu teman-teman labil ketahui,
aliran air ini memiliki tiga buah kolam alami. Ada yang paling atas, bagian
tengah juga ada. Dan, kolam yang paling bawah itu merupakan air terjun. Jadi
kami tidak bermain di dua kolam teratas, tapi kami langsung menuju ke kolam
terbawah yaitu air terjun hati itu sendiri.
Tadaa!
Inilah dia Air Terjun Hati yang sudah viral di instagram itu. Aku telat
datangnya ya?
Tapi tidak apa-apa, yang penting Petualang Labil telah sampai ke sini. Dan
sembari kami menunggu pengunjung lain pergi dari sana, karena kita ngantri buat foto, kami beristirahat
sejenak. Banyak orang bilang, bentuknya tidak persis dengan bentuk hati. Kami
tidak memperdulikan kata orang. Semesta sudah mengungkapkan cintanya, mengapa kita tidak tenggelam di dalam hatinya? Daripada protes, mending disyukuri. Betul atau
benar?
Ritual
penting yang melekat dari adventure, pengambilan foto. Yap! Narsis mode on!
Kami langsung mengambil beberapa gambar, mengabadikan kenangan perjalanan ini,
dan menghapus semua kenangan bersama si doi. Tapi kami tidak akan bisa
melupakan bagaimana si Erik dengan congkaknya berjalan di atas lumut tapi
akhirnya terjatuh. Begitu berdiri, dia jatuh lagi. Ekspresinya, kalau kata
orang Kupang, “Muka bingung memang”.
Bersenang-senang
dulu, melepaskan beban yang dunia pinta untuk kita pikul. Sekalipun cuman
sejenak, kita perlu refresh setiap aktifitas kita dan alam, sudah memiliki
segalanya untuk membantu kita menyegarkan beban di kepala. Yang terpenting
adalah seringan apa langkah kakimu melangkah jauh, dan seberapa bertanggung
jawab tanganmu untuk tidak merusak alam kita yang indah.
Masih
ada tempat lain yang akan kami kunjungi. Setelah memuaskan diri, kami segera
beranjak. Tujuan Petualang Labil berikutnya adalah, Noinbila. Ceritanya di
Petualang Labil bulan depan. Salam lestari, jagalah kebersihan dan keasrian
alam.